Rabu, 06 Maret 2013

Curug Bayat

Sesuai judul, itulah perjalanan hari ini, 27 Februari 2013. Atas ajakan dari seorang teman untuk main bareng. Mumpung masih jadi Pengacara (pengangguran banyak acara -red) jadi ya aku iyakan saja. Awalnya kaget, di sms awal, kumpul jam 07.00 lalu masuk sms kedua, kumpulnya jadi jam 06.00 di rumah Erma. Akhirnya direla-relain tidur cepet, berharap bisa bangun lebih awal, dan sukses.
Setelah melakukan persiapan sebentar, dan jam sudah menunjukkan jam 06.00, akhirnya langsung berangkat ke tempat ngumpul, rumahnya Erma. Awalnya agak membingungkan juga, karena belum pernah ke sana, akhirnya, ada sms masuk, dari Nurjanah, memberi tahu tentang cara ke rumahnya Erma. Setelah diikuti, akhirnya bisa ketemu juga rumahnya, di sana sudah ada Nurjanah, Gandha, Ichal dan Erma sendiri, tinggal menunggu 1 orang teman lagi, Deka namanya.
Setelah Deka datang, kami berenam langsung berangkat menuju lokasi, yaitu Curug Bayat, yang terletak di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Tepatnya bukan di Kabupaten Klaten, karena untuk ke curugnya, kita harus melewati gapura perbatasan dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya dengan Kabupaten Gunung Kidul.
Setelah perjalanan selama kurang lebih 1,5 jam, akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Awalnya kaget, kok sepi banget, apa salah tempat ya. Kamipun nekad, dan ternyata benar, sangat sepi karena pas di pagi hari dan hari itu bukan hari libur.

jalan ke sungainya masih alami dan masih hijau


Ketika sampai di bawah aku tambah semangat, kali ini ingin mempraktekkan teknik slowspeed. kan pas sekali, mumpung ke air terjun, mumpung bisa mempraktikkan teknik itu (senyum lebar). Sayangnya aku kalah cepat sama Ichal, dia langsung turun dan mempraktikkan teknik itu (huhu..). Tapi gak apa-apa, yang penting ada teman untuk belajar bareng (senyum lebar lagi). Setelah beberapa kali jepret, hasil di LCD-nya kelihatan lumayan, tapi begitu dilihat di LED PC, banyak yang blur. Setelah diingat-ingat, baru sadar, tanganku masih belum stabil menjaga kamera diam selama 1/10-1/2 detik (huhu..). tapi ada beberapa yang cukup memuaskan.

lanjutan dari sungainya

salah satu sudut yang lain

bisa untuk foto bareng-bareng

Eh iya, review air terjun ini dulu deh. Pertama-tama, tempatnya memang terpencil, jalan ke tempat parkirnya rusak dan menanjak menakutkan. Tetapi, ada tempat parkirnya, kecil tapi teduh. Kemudian, karena tempatnya terpencil dan cukup tertutup, tempat ini banyak dikunjungi pasangan muda-mudi. Apalagi ketika kami berenam datang, hanya ada penjual makanan dan sepasang muda-mudi yang mungkin lagi jalan-jalan atau lagi bolos sekolah. Soalnya, ketika kami di sana, masih sekitar jam 8.30 sampai jam 10.00, jadi itu waktunya pelajar masih berada di sekolah. (lanjut review ah, daripada mengomentari anak muda) Katanya, tempat ini milik orang pribadi, dan katanya lagi, ketika mau masuk, ada pungutan retribusi. Tetapi, ketika datang, tidak ada orang, tidak ada yang jaga, tidak ditarik uang masuk juga. Kalau saja lahan ini dikelola oleh pemerintah daerah, mungkin bisa dijadikan sumber pemasukan daerah dan mungkin akan lebih bersih dan tertata lagi, dan juga lebih bersih, tidak ada sampah yang ikut terbawa arus sungai.