Akhirnya kesampaian juga kan jalan-jalan, apalagi sudah ada di target, sebelum lulus harus bisa menginjakkan kaki di tempat lain selain Jawa dan Bali. Kali ini bukan di wilayah Indonesia, tapi sedikit ke utara, tepatnya di Negeri Singapura, ya Singapura atau Singapore. Dan tahu apa enggak, ini pertama kalinya aku naik pesawat juga lho (serius..). Jadi pengalaman ini langsung jadi hal yang pertama, pertama kali ke luar negeri, pertama kali naik pesawat, pertama kali jalan-jalan sambil numpang di tempat teman, dan pengalaman pertama itu selalu tergambar jelas di otak (senyum lebar, sambil mengingat-ingat).
Tanggal itu masih teringat jelas, 4 September, jam 05.30 kami bertiga, Aku, Mustika, dan Imey, sudah berada di Bandara Internasional Adi Sucipto di Yogyakarta. Semua perbekalan sudah dicek dan lengkap, meskipun sudah siap semua, tapi tetap saja ada rasa khawatir ketika sampai di sana (Singapura .red). Dan tentu saja, ini adalah penerbangan kami pertama ke luar negeri, apalagi aku, ini adalah penerbangan pertamaku. Setelah melakukan check-in di loket AirAsia, kami mengantri untuk membayar pajak bandara, untuk penerbangan internasional, pajaknya adalah Rp. 100.000,00 untuk tiap orang. Waktu itu antriannya sangat panjang, karena loketnya hanya ada satu dan yang banyak yang bepergian. Setelah membayar pajak bandara, kami pun menuju bagian imigrasi. Di tempat ini kami antri lagi, karena paspornya diperiksa satu-satu, setelah menurut petugas imigrasi cocok, kami bisa lanjut menuju pemeriksaan barang bawaan. Nah, pas di sini, tas ku di tahan dan roti serta minuman yang ada di dalamnya disuruh dihabiskan. Mumpung belum sarapan, akhirnya aku habiskan saja, sambil duduk di dekat pemeriksaan barang (senyum lebar lagi). Setelah selesai, aku langsung menyusul kedua temanku yang sudah berada di ruang tunggu pesawat. Ruangannya kecil, cukup dingin, tapi ketika banyak orang jadinya ya panas (huhu..). Di sini kami menunggu selama satu jam, banyak ngobrolnya, tapi namanya cowok, enggak ngerti bahasan cewek apalagi kedua temanku itu sama-sama dari kampus dan jurusan yang sama, jadi deh semakin enggak ngerti obrolan cewek (duduk di pojokan sambil nyari undur-undur).
Akhirnya pesawat kami pun tiba, tiba-tiba jadi semangat lagi (habis roaming sama obrolan dua orang cewek). Satu persatu antri naik pesawat. Setelah masuk, aku ngecek kursi, eh duduk di sebelahnya Mustika (yay). Pesawat pun mulai tinggal landas, dan kami berdua hanya ngobrol secukupnya, sisanya banyak-banyak berdoa (maklum, pengalaman pertama, yang ada cuma rasa was-was >.<). Ketika di udara, tiap penumpang diberi formulir, untuk menandakan kedatangan ke Negeri Singapura, ada dua bagian. Bagian pertama nanti diserahkan ke petugas imigrasi Singapura dan bagian kedua disimpan untuk nanti diserahkan kembali ke petugas imigrasi Singapura sebelum pulang ke Indonesia.
Begitu mendarat di Bandara Changi, kami menuju ke bagian imigrasi untuk melakukan pengecekan. Setelah lolos, kami berkeliling, ya berkeliling, hanya mengandalakan peta gedung dan berharap dapat peta Singapura secara gratis (saran dari beberapa orang) :D. Peta sudah ditangan, dan semua yang diperlukan dari Bandara Changi sudah dibawa, sekarang lanjut menuju terminal MRT. Pas ngeliat peta, bingung, stasiunnya dimana, terus ke sananya gimana, setelah puter-puter ketemu juga transit train, yang menghubungkan antar bagian dari Bandara Changi ini. Habis naik transit train kami langsung menuju ke stasiun MRT, sampai turun sekitar 3 lantai (ya iyalah, MRT nya di bawah tanah :3).
Ketika sampai di stasiun, bingung lagi, cara beli tiketnya gimana ya, setelah tanya-tanya, akhirnya ketemu loketnya, dan ternyata gampang, tinggal pilih tujuannya nanti ada tarifnya, semakin jauh semakin mahal dengan penambahan 1SGD yang nanti bisa diretur. Tujuan kami langsung menuju ke Bugis, ketika itu habis 2SGD an.
Setelah sampai di daerah bugis, kami selalu buka-tutup peta, hafalin jalan, liat-liat gedung dan foto-foto (haha), sekalian cari-cari hostel dimana kita menginap. Nah, lucunya di sini, sudah puter-puter, sampai foto-foto, hostelnya belum ketemu juga. Nama hostelnya Backpacker Cozy Corner Guesthouse, tempatnya "nyempil", tulisannya kecil, dan ada di lantai 2 (pantesan sulit ketemunya). Tapi, sebelum ke hostel, kami sarapan dulu, maklum pas berangkat belum sempat sarapan (nasi), hanya roti tawar dan air putih (haha). setelah di hostel, kami istirahat bentar, ternyata enak juga tempatnya, niat awal pesan yang 4-bed mix dormitory, eh, sama resepsionis ditawari private room + bed tambahan tapi harganya sama seperti yang 4-bed mix dormitory, 24SGD per person per night. Dengah harga yang sama, kami dapat fasilitas privat, entah harus senang atau sedih (huhu).
Begitu mendarat di Bandara Changi, kami menuju ke bagian imigrasi untuk melakukan pengecekan. Setelah lolos, kami berkeliling, ya berkeliling, hanya mengandalakan peta gedung dan berharap dapat peta Singapura secara gratis (saran dari beberapa orang) :D. Peta sudah ditangan, dan semua yang diperlukan dari Bandara Changi sudah dibawa, sekarang lanjut menuju terminal MRT. Pas ngeliat peta, bingung, stasiunnya dimana, terus ke sananya gimana, setelah puter-puter ketemu juga transit train, yang menghubungkan antar bagian dari Bandara Changi ini. Habis naik transit train kami langsung menuju ke stasiun MRT, sampai turun sekitar 3 lantai (ya iyalah, MRT nya di bawah tanah :3).
salah satu sudut Changi Airport
*gambar tiket MRT sekali pakai*
Setelah sampai di daerah bugis, kami selalu buka-tutup peta, hafalin jalan, liat-liat gedung dan foto-foto (haha), sekalian cari-cari hostel dimana kita menginap. Nah, lucunya di sini, sudah puter-puter, sampai foto-foto, hostelnya belum ketemu juga. Nama hostelnya Backpacker Cozy Corner Guesthouse, tempatnya "nyempil", tulisannya kecil, dan ada di lantai 2 (pantesan sulit ketemunya). Tapi, sebelum ke hostel, kami sarapan dulu, maklum pas berangkat belum sempat sarapan (nasi), hanya roti tawar dan air putih (haha). setelah di hostel, kami istirahat bentar, ternyata enak juga tempatnya, niat awal pesan yang 4-bed mix dormitory, eh, sama resepsionis ditawari private room + bed tambahan tapi harganya sama seperti yang 4-bed mix dormitory, 24SGD per person per night. Dengah harga yang sama, kami dapat fasilitas privat, entah harus senang atau sedih (huhu).
salah satu sudut daerah Bugis
*risiko jadi tukang foto, foto orang lain banyak, fotonya sendiri malah langka*
Setelah istirahat dirasa cukup, kami jalan-jalan di dekat hostel, dan ternyata hostel kami cukup dekat dengan Arab Street, ya, Arab Street, daerah dimana pemukiman Arab di Singapore berada. Sayangnya kami hanya sebentar di daerah Arab ini, karena agenda jalan-jalan ke daerah Arab baru di hari ketiga (hehe). Kami kembali ke hostel dan siap-siap ke tujuan selanjutnya yaitu Mustafa Center, letaknya di daerah Little India. Dan ini menjadi tujuan terakhir sebelum mengakhiri hari pertama di Singapura. Mustafa Center ini mirip sama toserba, hanya lebih besar dan barang yang dijual lebih banyak, mirip-mirip mall gitu. Dan kali ini diputuskan untuk ke Mustafa Center karena ingin belanja coklat, ya coklat, di Mustafa Center ini banyak coklatnya dari yang kecil sampai yang besar, dari yang beratnya hanya beberapa ratus gram, sampai yang 2 kilogram (hehe). Harganya pun murah-murah (meskipun kalau di rupiah-in ya tetap aja mahal) (haha).
salah satu pintu masuk ke Mustafa Center
Hari sudah mulai malam, sudah puas juga belanjanya, perut tiba-tiba ingin diisi, pas sekali, di dekat Mustafa Center ada restoran India, cocok sekali, ingin merasakan rasanya makan masakan India. Akhirnya kami pun masuk ke Minora Cuisine. Dengan rasa was-was, takut harganya mahal, dan rasa penasaran soal rasanya. Dan ternyata masih bisa sesuai isi dompet. Hitung-hitung bisa ngerasain masakan India (hehe). Karena lapar, kami bertiga pun pesan nasi Biryani. Porsinya gak tanggung-tanggung, dua kali porsi makanku (padahal porsi makanku saat itu cukup banyak). Kalau buat perempuan, pesan satu porsi itu bisa buat bertiga (mungkin malah lebih) (hehe).
satu porsi untuk berdua padahal....
tuh kan bener, porsinya gedee..
Puas jalan-jalan malam, kami pun pulang, tapi pas di jalan pun tetap tidak lupa untuk foto-foto (hehe). Sampe hostel, istirahat buat petualangan hari berikutnya (:D).
ternyata bangunan yang belum selesai bisa jadi background yang cantik
to be continued....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar